Tuesday, December 26, 2017

Ayat Ayat Cinta 2 : Sebuah Renungan



Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu. Apa kabar saudara-saudari pembaca yang diridhoi Allah SWT? Mohon maaf blog ini hampir tidak terurus karena semua bergantung dengan mood penulisnya (saya) setelah menonton film. Mau menulis atau tidak. Setelah terakhir kali mereview Logan, akhirnya saya menulis lagi. Terpicu setelah menonton Ayat-Ayat Cinta 2. Subhanallah film ini.
Jadi saya tidak perlu menjelaskan film pertamanya bagaimana ya. Langsung saja yang kedua. Fahri sekarang tinggal di Skotlandia jadi Dosen di Edinburgh. Ditinggal istrinya Aisha yang jadi relawan ke Gaza membantu korban perang Palestina yang sampai saat itu tidak jelas kabarnya. Sembari menunggu kabar Aisha, Fahri hidup dengan assistennya Hulusi, temannya Misbah, sepupunya Aisha kemudian datang juga, Hulya, dengan seorang assisten rumah tangga bernama Sabina. Bertetangga dengan Nenek Catarina seorang yahudi dan Kiera pemain biola. Katanya mirip di Indonesia, Unity in Diversity (mbelgedes). Fahri ini hampir kultus seperti nabi. Nenek Catarina dan Kiera sering melakukan diskriminasi kepada Fahri hanya karena Fahri seorang Muslim.

Tapi Fahri adalah seorang penyabar. Nenek Catarina dibayar semua hutangnya oleh Fahri. Kiera disewakan guru biola terbaik se-Great Britain. Sungguh mulia hati Fahri. Sampai-sampai Kiera minta dinikahi dan Nenek Catarina melakukan monologue debat paling menakjubkan di acara debat melawan anaknya sendiri dengan menggunakan bahasa Indonesia. Di Edinburgh. Mungkin bahasa Indonesia sudah jadi bahasa internasional. Masyaallah.

Lelah menunggu kabar Aisha, Fahri akhirnya move on dan menikahi Hulya yang sejak pertama dia main ke rumah Fahri sudah kesengsem dengannya. Beberapa bulan setelahnya, Hulya hamil. Begitu sempurna nampaknya hidup Fahri. Alhamdulillah. Namun ketika mau beli bensin, Sabina bertabrakan bahu dengan Bahadur, antagonis dari film pertama. Terjadilah pertikaian antara Sabina, Hulya dan Bahadur. Hingga Sabina dan Hulya yang sedang hamil jatuh. Cadar yang dipakai Sabina terlepas. Terlihat dan terungkap oleh Hulya bahwa selama ini yang menjadi asisten rumah tangga di rumah Fahri adalah Aisha yang menyamar. Mind-blown. Masyaallah. Dengan segala halyang terjadi, Bahadur mencoba menikan Aisha. Tapi takdir tak ada yang tau. Hulya merelakan tubuhnya untuk melindungi Aisha. Seketika pisau menikam dada Hulya. Ya Allah. Polisi datang terlambat sepersekian detik. Bahadur akhirnya tewas didor.

Hulya dilarikan ke rumah sakit. Saat berada di ranjang, Hulya memanggil nama Aisha yang kemudian didengar oleh Fahri. Fahri kemudian memanggil Aisha dan meminta penjelasan kenapa menyamar menjadi Sabina. Dengan penampilan yang sempurna dan cintanya sedemikian rupa untuk Aisha sampai berpikir 2 kali untuk menikah dengan Hulya, Fahri tetaplah manusia biasa yang tidak sempurna. Tidak bisa mengenali wujud dan suara istrinya sendiri.

Rasulullah SWT bersabda:
"Setiap anak Adam adalah sering berbuat salah. Dan, sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat”

Fahri melakukan kesalahan. Kasihan Fahri. Aisha memaafkan Fahri. Alhamdulillah. Pergilah mereka berdua ke ruangan Hulya dirawat. Bayi yang dikandung Hulya berhasil dilahirkan. Hulya sebaliknya dalam keadaan kritis. Meminta Fahri untuk menuntunnya menghadap Yang Maha Kuasa. Innalillahi wa inna illaihi roji'un. Belum selesai film. Ternyata film ini memuat unsur sci-fi juga. Hulya menyarankan Aisha untuk bertukar wajah ketika dia sudah meninggal. Salah satu alasan Aisha menyamar menjadi Sabina adalah fisiknya yang sudah tidak mumpuni untuk menjadi istri Fahri. Aisha awalnya menolak namun Hulya bersikeras untuk operasi tukar wajah. 

Hal ini sejalan dengan firman Alllah SWT dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu adalah maha mulia Dia yang mengajarkan dengan kalam. Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu”

Namun sedikit kontras dengan Firman Allah pada Surat At-Tin ayat 4:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

Tak mengapalah. Mungkin istri cantik adalah hadiah dari Allah untuk Fahri. Telah menjadi manusia yang baik hati. Pintar. Ringan tangan. Tidak pernah mendeskreditkan orang yang tidak se keyakinan dengannya. Semoga saya juga bisa seperti Fahri. Saya pamit. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu.

No comments:

Post a Comment